Minggu, 01 Mei 2016

Sejarah Busana dan Tekstil



Menurut studi tentang sejarah pakaian dan tekstil. Para antropolog percaya bahwa kulit binatang dan tumbuh-tumbuhan yang diadaptasi menjadi penutup sebagai perlindungan dari dingin, panas dan hujan, terutama karena manusia bermigrasi ke iklim baru. Pakaian dan tekstil merupakan hal terpenting dalam sejarah manusia dan jadi cerminan budaya mereka. Dari zaman kuno sampai sekarang, metode tekstil produksi telah terus-menerus berkembang, dan pilihan tekstil yang tersedia telah mempengaruhi bagaimana orang membawa harta mereka. Perkembangan tekstil dan pembuatan pakaian dalam prasejarah menunjukkan bahwa manusia mungkin telah mulai mengenakan pakaian sejauh 100.000 sampai 500.000 tahun yang lalu.

Abad ke-14
Pakaian di Eropa abad ke-12 dan ke-13 tetap sangat sederhana bagi pria dan wanita, dan cukup seragam di seluruh benua itu. Kombinasi tradisional tunik pendek dengan selang untuk pria kelas pekerja dan tunik panjang dengan gaunnya untuk perempuan dan laki-laki kelas atas.

Abad ke-13
Melihat kemajuan pesat, Linen semakin digunakan untuk pakaian yang langsung bersentuhan dengan kulit. Tidak seperti wol, linen dapat dicuci di bawah sinar matahari. Tentara Salib kembali dari Levant membawa pengetahuan tekstil halus termasuk sutra, ke Eropa Barat. Di Abad ini sutra impor sangat mahal mewah. Dan pada abad ini mulai dikenal istilah “Mode”.

Abad ke - 12
Wol yang bernilai tinggi digunakan sebagai tulang punggung perekonomian Inggris dan diekspor ke seluruh Eropa. Pewarnaan kain wol juga masih menggunakan cara manual yaitu dicelup dalam warna yang kaya, terutama merah, hijau, emas, dan biru.


Revolusi Industri 
Industri tekstil Eropa mulai bangkit antara tahun 400-awal dan 1500-an. Inggris, Italia bagian utara, dan Flanders (kini meliputi sebagian Belgia, Prancis dan Belanda) jadi pusat produksi bagian wol. Sedangkan Italia jadi pusat produksi sutera. Dalam periode ini, tepatnya tahun 1200-an mulai dipakai roda pemintal, selain ditemukan mesin pembuka kokon sutera. Perkembangan penting industri tekstil terjadi setelah abad pertengahan (1100-1500). Namun kemajuan terhebat berlangsung saat Revolusi Industri (abad XVII-awal XIX).

Karena membanjirnya penemuan baru di Inggris yang berakibat melonjaknya produksi benang dan kain. Pada sekitar taun 1750 mesin untuk membuat tekstil mulai digunakan untuk pakaian nasional Estonia perubahan yang pesat pada pakaian setelah.Mereka banyak berubah dengan penambahan jenis baru warna (seperti pewarna anilin), penempatan warna (seperti garis-garis memanjang) dan dengan penambahan elemen baru (seperti rompi). Mereka mendapatkan popularitas dan sekarang sebagai pakaian formal. Selama revolusi industri, produksi kain yang menggunakan mesin ini sudah didukung oleh kincir air dan uap-mesin.

Penemuan hebat itu antara lain alat pintal pertama yang mampu memintal beberapa benang sekaligus yang dikenal dengan Spinning Jenny, oleh penemu James Hargreaves pada tahun 1764. Mantan tukang cukur Richard Arkwright pada tahun 1769 mematenkan Water Frame, alat pintal bertenaga air. Tahun 1973 penemu berkebangsaan Amerika Eli Whitney mengembangkan mesin pemisah biji kapas. Alhasil, pabrik tekstil berbahan baku kapas meningkat pesat. Hampir sepanjang sejarah, orang hanya menggunakan serat alam.

Selama Revolusi Perancis industri tekstil Perancis mengalami penderitaan dan tidak seperti di Inggris, penggunaan mesin tekstil sudah tidak ada. Kaisar Napoleon menghentikan impor tekstil dari Inggris dan ia menghidupkan kembali industri renda Valenciennes sehingga kain halus seperti tulle dan batiste bisa dibuat di sana.

Agar membuat wanita membeli lebih banyak bahan ia melarang mereka untuk mengenakan gaun yang sama lebih dari sekali setiap ke pengadilan. Gaun wanita pun memiliki tambahan kain yang ditumpuk dibagian belakang. Bonaparte juga mem-blokir perapian Tuileries sehingga wanita akan memakai lebih banyak baju untuk memberikan kehangatan. Kemudian pada masa ini penemuan mesin tekstil. Jaquard adalah salah satu tonggak penting dalam sejarah perkembangan industri dan teknologi tekstil terutama Negara perancis.



Kemudian Muncullah penemu bernama Josep Marie Jacquard, Dilahirkan di Lyon, Perancis pada tanggal 7 Juli 1752, Josep Marie Jacquard mewarisi usaha pertenunan kecil dari ayahnya yang sudah meninggal dunia. Ketika menjalankan usahanya itu, ia tidak menyukai kerja berat yang dilakukan para penenun dalam proses pembuatan helaian kain, terutama untuk kain bermotif. Oleh karena itu sedari awal dia berkehendak kuat untuk meringankan pekerjaan tersebut dengan cara mengembangkan mekanisasi dalam teknik pembuatan desain kain tenun.

Di tahun 1793, untuk sementara Marie Jacquard meninggalkan usahanya itu dan ikut berperang dalam Revolusi Perancis sebagai seorang Royal Soldier, tentara pendukung kerajaan. Setelah itu dia kembali meneruskan usaha dan cita-citanya untuk membuat mekanisasi dan otomatisasi dalam pembuatan kain tenun. Di tahun 1801, akhirnya dia berhasil mengembangkan otomatisasi pada teknik pembuatan kain tenun ini.

Idenya adalah dengan membuat kartu-kartu berlubang (punch card) yang dipasang di atas alat tenun dan dihubungkan sedemikian rupa, sehingga kartu berlubang ini dapat mengontrol kerja masing-masing benang lusi secara bebas. Prinsipnya sederhana namun terbukti sangat efektif. Bagian kartu yang berlubang, melalui suatu mekanisme tertentu, akan menghasilkan gerakan mengangkat benang lusi yang terhubung dengan lubang tersebut.

Sebaliknya, bagian tak-berlubang adalah kode perintah mekanik untuk tidak mengangkat benang lusi. Di dalam teknik pembuatan kain tenun terutama yang bermotif gambar, teknik pengaturan benang lusi ini, yaitu kapan ia harus naik dan kapan pula ia harus turun, menjadi titik sentralnya. Semakin kompleks motif kain yang ingin dibuat semakin kompleks pula urutan pengaturan naik-turun helaian benang-benang lusi tersebut, yang jumlahnya bisa mencapai ribuan.

Untuk melakukan pengaturan benang-benang lusi tersebut dibutuhkan keahlian serta pengalaman yang luar biasa dari seorang penenun sekaligus perlu waktu yang lama untuk dapat menyelesaikan sehelai kain. Keahlian penenun kain bermotif ini nyaris menjadi semacam perpaduan antara keahlian mengendalikan alat tenun dan sekaligus kepiawaian seorang seniman, karena selain ia harus dapat mengoperasikan alat tenun dengan berbagai kerumitannya itu, ia juga ia harus menciptakan motif-motif gambar tadi dengan memadukan urutan silangan benang lusi dan benang pakan itu di atas kain. 

Jacquard adalah seorang pemimpin besar di bidang fashion. Dia adalah model yang ideal untuk 'slender fashions of the day'. Sejak tahun 1815 perusahaan-perusahaan tekstil mulai menggunakan mesin tenun otomatis ini sehingga terjadi produksi masal dalam membuat kain. Kelak industri pertenunan ini menjadi pintu gerbang bagi terjadinya industrialisasi di Eropa dan Amerika. Mesin tenun Jacquard.Marie Jacquard telah memberikan pengaruh yang luar biasa hingga melahirkan revolusi baru dalam teknologi dan industri tekstil.


Dan pada taun 1884 ahli Kimia Prancis Hilaire Chardonnet mengembangkan cara praktis menghasilkan serat buatan. Serat yang kini dikenal sebagai rayon pertama kali dihasilkan di AS tahun 1910 dan disebut sutera buatan. Wallace H. Corothers, ahli Kimia Amerika, mengembangkan nilon pada pertengahan 1930-an. Sedangkan tahun 1940-1950-an mulai diperkenalkan serat buatan lain seperti polyester dan acrylic. Berbeda dengan serat alami yang pendek, serat buatan atau filamen sangat panjang dan tidak terputus. Selain itu serat buatan biasanya lebih kuat dan elastis.

Dan seiring berkembangnya jaman teknologi pembuatan bahan tekstil semakin berkembang sampai sekarang dengan berbagai warna corak dan bentuk sehingga membuat industry fashion juga semakin berkembang dengan berbagai bentuk dan desain.

Demikianlah sedikit sejarah yang bisa kami rangkum. tentang sejarah awal mula busana dam tekstil, serta pemanfaatannya hingga menjadi industri pada masa kini.

Semoga bisa bermanfaat.




sumber

1 komentar: